Friday, 15 May 2015

TEORI APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS (ABA)



APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS (ABA)


       Applied Bahavior Analysis atau ABA biasanya diterapkan atau digunakan pada anak dengan prilaku autis. Applied Bahavior Analysis (ABA) ditemukan oleh seorang psikolog Amerika, Universitas California Los Angeles, Amerika Serikat, Ivar O. Lovaas (Handojo, 2003:50), Sekitar tahun 1970. Beliau memulai eksperimen dengan cara mengaplikasikan teori B.F. Skinner, yaitu Operant Conditioning. Di dalam teori ini disebutkan bagaimana stimulus-respons (S-R) yang benar diperkuat dan akhirnya mendominasi hubungan stimulus-respons yang tidak benar. Penguatan tersebut bisa berbentuk positif maupin negatif. Penguatan positif dapat berbentuk pujian, sedangkan penguatan negatif dapat berbentuk hukuman.
Secara prinsip, teori Applied Bahavior Analysis (ABA) memiliki 3 langkah yang harus diperhatikan, yaitu:
1.      Terstruktur, yakni pengajaran menggunakan teknik yang jelas.
2.      Terarah, yakni ada kurikulum jelas untuk membantu mengarahkan pendidik atau terapis.
3.      Terukur, yakni keberhasilan dan kegagalan menghasilkan perilaku yang diharapkan, diukur dengan berbagai cara, tergantung kebutuhan.
Menurut Ing Darta R Wijaya, dalam makalah Kesimpulan Mengenai ABA (2005:57), Applied Behavior Analysis (ABA) menggunakan teknik “discrete trials”, yaitu seluruh tugas (target-target perilaku) dipecah dalam tahap kecil. Belajar “diskret” berarti memerinci keterampilan ke dalam komponen kecil, mengajarnya sampai terkuasai, memberi pengulangan, menyediakan prompt (bantuan), menghilangkan ketergantungan dan pemberian pujian (reinforcerment).
            Pada intinya Applied Behavior Analysis (ABA), memiliki tiga tahapan yaitu stimulus (intruksi), respon individu (perilaku) dan konsekuensi (akibat perilaku). Intruksi yang diberikan haruslah dimulai dari hal yang mudah menuju ke yang lebih sulit. Intruksi itu pun harus terstruktur, terarah dan terukur. Ketika melaksanakan teknik ini, seorang pendidik atau terapis harus konsisten memberikan stimulus, respon dan konsekuensi yang diberikan.


No comments:

Post a Comment