Friday, 5 June 2015

ALAT BANTU NON OPTIK UNTUK ANAK LOW VISION DAN CARA PENGGUNAANNYA

Tersedianya banyak alat bantu low vision memberi para praktisi dalam bidang low vision berbagai opsi untuk membantu anak-anak yang menyandang ketunanetraan. Seyogyanya tidak akan dijumpai suatu kondisi di mana anak low vision tidak dapat dibantu dengan suatu bentuk alat bantu low vision yang sesuai dengan kebutuhan pendidikannya.

Sebuah tim pembina penglihatan, yang keanggotaannya mencakup seorang optometris, guru spesialis tunanetra, petugas rehabilitasi dan orang tua anak, perlu mengadakan pertemuan konsultasi bersama anak untuk menentukan bentuk alat bantu low vision yang paling sesuai dengan kebutuhan individu anak itu. Pentingnya asesmen oleh seorang optometris yang berkualifikasi tidak dapat terlalu ditekankan, karena kaca mata dengan resep yang tepat hanya merupakan langkah awal dari penanganan low vision.

Optometris, yang memiliki pengetahuan luas tentang proses penyakit tertentu yang mengakibatkan ketunanetraan itu, dapat melakukan pemeriksaan refraksi dan melakukan asesmen serta memberi advis sehubungan dengan masalah low vision yang dihadapi anak. Bagi banyak anak, sebuah alat bantu low vision dapat merupakan alat yang serba guna. Akan tetapi, bagi kasus-kasus tertentu, alat-alat ini mungkin terbatas atau spesifik kegunaannya, dan tidak ada pendekatan yang standar ataupun cara pemecahan yang seragam, karena setiap anak memiliki kebutuhan visual yang berbeda.
Perbedaan dalam proses pembelajaran anak low vision dengan yang awas adalah penggunaan alat bantu penglihatan. Alat bantu penglihatan adalah alat yang membantu penglihatan anak low vision untuk melihat objek lebih jelas, lebih besar, kontras dan sebagainya.

Alat bantu tersebut bisa berupa alat bantu optik dan non optik. Optik banyak berhubungan dengan lensa dan kaca pembesar, sedangkan non optik banyak berhubungan dengan sarana lain diluar optik.
Adapun macam-macam alat bantu non optic untuk penderita low vision, yaitu :
a. Kertas bergaris tebal
Penggunaan kertas bergaris tebal ini adalah untuk menunjukkan baris yang tepat untuk menulis. Agar tulisan berada tepat di dalam baris dan tidak keluar garis.
b. Spidol hitam
Ketika kita menulis menggunakan pulpen biasa, tulisan akan terlihat tipis dan mungkin tidak oleh penderita low vision. Penggunaan spidol hitam bertujuan agar tulisan menjadi lebih tebal dan mudah dilihat kekontrasannya ketika dituliskan di kertas berwarna putih.
c. Pensil hitam tebal / pensil 3b
Meskipun memakai pensil, tulisan akan menjadi tebal karena memakai pensil ini.
d. Buku-buku dengan huruf yang diperbesar / large print
Huruf dicetak dengan ukuran yang lebih besar, biasanya diatas 14. Ini bertujuan agar tulisan menjadi lebih jelas dan dengan mudah dibaca.
e. Bingkai untuk menulis
Pemakaian bingkai bertujuan agar penulis mengetahui batas kertas ketika mereka menulis.
f. Reading stand / penyangga buku
Pemakaian reading stand bertujuan agar buku berada tetap di tempatnya. Pemakaian alat ini juga bertujuan adar buku tepat berada di depan orang yang ingin membaca buku tersebut.
g. Lampu meja
Penggunaan lampu meja bertujuan agar intensitas cahaya yang kita gunakan ketika membaca dapat diatur.
h. Typoscope reading guide
Dengan menggunakan typoskop kita dapat mengarahkan kepada huruf yang ingin dibaca.
i. Kode warna-warna terang dan kontras
Kode warna digunakan pada tempat-tempat seperti anak tangga untuk memudahkan penderita low vision ketika melangkah, tulisan pada kemasan agar terlihat lebih jelas.
j. Topi
Pemakaian topi ini bertujuan agar cahaya matahari yang masuk tidak berlebihan dan membuat penderita low vision menjadi silau.

Alat bantu non optik (non optic devices) yang dapat digunakan oleh siswa low vision dalam kegiatan membaca antara lain :
- Typoscop untuk mengarahkan huruf
- Reading stand untuk penyangga buku
- Adjustable reading lamp yaitu lampu belajar yang dapat diatur intensitas cahanya
- Large print berupa buku yang menggunakan tulisan huruf awas besar-besar dengan menggunakan ukuran huruf di atas 14 point.
Berikut ini adalah aktivitas sehari-hari yang sangat terganggu karena low vision namun akan dibantu oleh alat non optik Aktivitas Alat Bantu Non Optik Berbelanja Cahaya, petunjuk warna Menyusun makanan kecil Petunjuk warna, penyimpanan konstan Makan di luar Senter, lampu meja Membedakan uang Susun dalam kompartemen-kompartemen Membaca Cahaya, tulisan berkontras tinggi, tulisan berukuran besar Menelepon Huruf telepon berukuran besar, catatan dengan tulisan tangan Menyebrang Tongkat, menanyakan arah Membaca label obat Kode warna, huruf berukuran besar Membaca huruf di kompor Kode warna Menyesuaikan termostat Model dengan huruf berukuran besar Menggunakan komputer Warna kontras, program dengan huruf berukuran besar Membaca tanda Bergerak lebih dekat Menonton pertandingan olahraga Duduk di barisan depan


Kesimpulan


Anak-anak penyandang low vision seyogyanya didorong untuk menggunakannya baik di rumah, di sekolah maupun di tempat bermain. Anak sering menolak alat-alat bantu low vision pada asesmen pertamanya, tetapi tim pembina penglihatan anak seyogyanya tidak menyerah melainkan mendorong anak pada setiap asesmen untuk mau bereksperimen dengan berbagai alat yang tingkat magnifikasinya cocok. Dorongan dan latihan yang tepat dalam penggunaan alat-alat ini dapat membuat anak sedikit demi sedikit mau menerimanya. Latihan dalam penggunaan alat-alat bantu low vision non-optik harus diberikan kepada anak agar mereka mampu menggunakannya semaksimal mungkin. Asesmen yang rutin dan tindak lanjutnya sebaiknya dilakukan setiap enam bulan, atau dapat juga lebih cepat jika anak, guru atau orang tua menghendakinya. 

No comments:

Post a Comment