Setiap
anak mempunyai karakteristik khusus yang berbeda pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidakmampuan mental , emosi atau fisik. Sehingga setiap ABK
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan
dan potensi mereka. Bentuk pembelajarannyapun di adaptasi dari karakteristik
masing-masing ABK, dan sebelum melakukan proses pembelajaran pendidik
seharusnya mengassesment anak terlebih dahulu agar dapat di ketahui sejauh mana
kemampuan anak untuk mendapatkan pendidikan dan apa yang belum dan seharusnya
didapatkan oleh anak.
Contohnya
saja bagi anak tunanetra dalam pembelajaran di kelas mereka memerlukan
modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braile. Sesuatu yang diajarkan tanpa
adanya praktek atau alat peraga akan sangat sulit di terima oleh penyandang
tunanetra karena yang digunakan hanya pendengaran dan perabaabnnya.
Pembelajaran yang efektif dengan tunanetra adalah dengan konsep belajar secara
kongkrit. Dalam segi pribadinya pun penyandang tunanetra di ajarkan untuk dapat
mandiri dan mengurus diri sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Lain pula
halnya dengan anak tunarungu yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
isyarat.
Jika anak
berkebutuhan khusus tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya maka mereka tidak
akan bisa belajar dengan maksimal , oleh karena itu pelayanan yang terbaik bagi
anak berkebutuhan sangat penting terutama peran guru dalam proses pembelajaran
atau berfungsi sebagai fasilitator untuk memberikan instruksi bagi pemahaman
siswa dalam proses belajar.
No comments:
Post a Comment